Putin menegaskan kembali kalau Rusia memkamung Arab Saudi selaku “negeri yang bersahabat.” Ia memuji para pemimpin Saudi atas upaya “tulus” mereka agar melaksankan perdamaian.
“Jadi, jijika acara semacam itu diselenggarakan di Arab Saudi, jelas, tempatnya sendiri akan cukup nykondusif bagi kita,” kata Putin, dilansir RT. Tetapi, ia menekankan kalau penyelesaian akhir apa pun harus didasarkan pada rancangan yang disiapkan selama negosiasi yang diakhiri di Istanbul, Turki, pada musim semi tahun 2022.
Baca Juga: Korea Utara Ancam Deklarasikan Perang
Menurut Putin, delegasi Ukraina awalnya menyetujui rancangan perjanjian yang akan mengubah Ukraina membentuknegeri netral dan membatasi jumlah tentaranya, tapi lalu sampai-sampai meninggalkan meja perundingan. Para pejabat di Kiev lalu berkata kalau mereka tidak mempercayai Rusia dan kalau para pemimpin Barat pernah menyarankan mereka agar tidak menerima persyaratan Moskow.
Mantan wakil menteri luar negara AS Victoria Nuland selanjutnya menegaskan pada bulan September 2024 kalau Washington percaya kalau persyaratan yang ditawarkan pada Ukraina di Istanbul bukan lah “jalan tengah yang bagus.”
Pemimpin Ukraina Vladimir Zelensky waktu itu bersikeras kalau perdamaian cuma bisa digapai berdasarkan persyaratan Kiev, tercantum pemulihan wilayah Ukraina ke perbatasannya tahun 1991. Moskow mengungkapkan kalau apa yang disebut “formula perdamaian” Zelensky tidak bisa diterima dan Kiev harus mengakui “realitas teritorial” yang baru.