Tentara Kristen Israel Tewas di Gaza, tapi Keluarga Diperintahkan Singkirkan Salib dari Nisannya

Israel – Keluarga seorang tentara Kristen Israel yang meninggal di didalam perang di Gaza pernah di minta agar mengganti nisan di makamnya karena terbisa salib di atasnya.David Bogdanovskyi meninggal pada bulan Desember lalu pada saat pasukan Israel menyerang Gaza dan dia dimakamkan di pemakkondusif militer Haifa.

Keluarganya berkata pada media Israel kalau mereka diperintahkan sama Dewan Publik agar Peringatan Prajurit yang Meninggal di Kementerian Pertahanan agar memindahkan batu nisan dari kuburan atau memakamkannya kembali di luar kuburan.

Keluarga berkata permohonan itu di ajukan sepernah ada keluhan dari keluarga Yahudi yang mengeklaim salib itu menyinggung mereka dan memengaruhi kebecusan mereka agar berdoa di kuburan.

Ibu Bogdanovskyi berkata dia mendeteksi batu nisan putranya ditutupi sepernah mendatangi makamnya selama upacara agar mereka yang meninggal pada 7 Oktober, dan berkata dia merasa terhina.

“Salib yang terukir di batu nisannya adalah bagian integral dari ciri-ciri pribadinya dan keyakinannya,” ujarnya di didalam sebuah posting Facebook, seperti di kutip The New Arab, (24/10/2024).

Kementerian Pertahanan Israel berkata secara hukum dilarang agar meletakkan salib atau simbol keagamaan lain nya di batu nisan militer, dan menammalah kalau hal itu sangat krusial karena tentara Yahudi juga dimakamkan di kuburan yang sama.

Kementerian itu juga memungut Kepala Rabbi tentara Israel, yang berkata salib itu merusak kesucian pemakkondusif Yahudi.

Batu nisan tentara Kristen itu ditutupi kain hitam selama di antara bulan.

Di Israel, pemakkondusif pada umumnya dipisahkan berdasarkan agama, tapi undang-undang yang disahkan pada tahun 2013 memungkinkan tentara non-Yahudi dimakamkan dengan tentara Yahudi di pemakkondusif militer.

Bogdanovskyi dan di antara anggota tentara Israel lain nya di laporkan meninggal sepernah rudal anti-tank menghantam kendaraan yang mereka tumpangi di Khan Younis.

Pada bulan yang sama, tentara Israel mulai maju ke daerah itu, tercantum Jabalia dan Shujaiya, mendorong penduduk lokal kecil Palestina ke selatan Jalur Gaza, tempat lebih dari 42.000 orang kebanyakan perempuan dan anak-anak, pernah meninggal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *