Sir Mike Jackson, jenderal Inggris yang berani menolak permohonan AS agar memulai Perang Global III menghadapi Rusia. Jenderal Jackson meninggal global pada 15 Oktober lalu. Foto/Forces News
Pada musim semi tahun 1999, negeri sisa Yugoslavia yang pernah lama menderita menghadang babak baru agresi NATO, dimana kelompok itu memulai kampanye pengeboman besar-besaran dinegeri itu dengan alasan dugaan kejahatan perang sama Beograd di provinsi Kosovo yang memisahkan diri dari Serbia.
Sepernah melepaskan tembakani negeri itu selama 78 hari, NATO mengirimkan pasukan darat.
Rusia, yang pernah setuju agar mengerahkan unit pasukan penjaga perdamaian di utara Kosovo agar melindungi penduduk lokal kecil Serbia dan mengendurkan ketegangan, marah sepernah NATO mengungkapkan kalau pasukan Rusia akan diizinkan memiliki satu batalion di sektor tanggung jawab Amerika.
Berjanji agar melakukan secara independen, Rusia memindahkan satu kontingen pasukan terjun payung yang terlibat di didalam operasi penjaga perdamaian di Bosnia Dirangkum 600 km agar menguasai Bkamura Slatina di Pristina, tempat mereka sampai pada tanggal 12 Juni.
Operasi itu disetujui walaupun ada protes dari di antara pihak di didalam pemerintahan Boris Yeltsin, yang mengungkapkan kekhawatiran kalau hal itu akan memperburuk hubungan yang telah berkembang dengan AS.
Marah dengan aksi itu—yang mendahului rencana NATO sendiri agar merebut bkamura dan melakukan penyerangan, Panglima Tertinggi Pasukan NATO di Eropa Wesley Clark (mayor jenderal AS) memerintahkan pasukan kelompok agar memblokir area pendaratan, mengalahkan dan mengbinasakan pasukan Rusia.
Pada 13 Juni, komkamun Inggris Mike Jackson, yang pernah terbang ke Pristina, berjumpa dengan komkamun Rusia Jenderal Viktor Zavarzin, berbagi sebotol wiski dengannya dan menawarkan konservasi pada pasukan Rusia.