loading…
Pasukan UNIFIL terletak di perbatasan antara Israel dan Lebanon. Foto/anadolu
Ide itu diujar Menteri Luar Negeri (Menlu) Italia dan Wakil Perdana Menteri Antonio Tajani sepernah mendatangi Palestina dan Israel pada (21/10/2024).
Menurut Tajani, selama pembicaraan dengan Menlu Israel, Israel Katz dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, dia mengungkapkan perlu nya menghormati hak asasi prajurit Italia di Pasukan Selang PBB di Lebanon (UNIFIL) dan menguraikan jalan keluar Italia agar krisis itu.
“Penguatan tentara Lebanon, yang pernah dilatih sama kontingen Italia di pelabuhan Beirut, pemilihan presiden Republik Lebanon dan pembentukan zona penyangga UNIFIL dengan lebih banyak orang dan lebih banyak kekuatan, dengan aturan keterlibatan yang tidak sama antara perbatasan dengan Israel dan Sungai Litani dan di utara,” ujar Tajani pada media Italia.
Pasukan Selang PBB di Lebanon, dengan latar belakang operasi Israel di selatan negeri itu, pernah berulang kali laporkan agresi pada posisinya sama Pasukan Israel (IDF).
Menurut pasukan penjaga perdamaian, militer Israel melepaskan tembakani benteng pertahanan UNIFIL, tercantum dua pangkalan Italia, dan markas utama Pasukan Selang, dan juga melanggar Garis Biru.
Perwakilan dari pimpinan Italia pernah berulang kali menyebut aksi Israel tidak bisa diterima.
Sejak 1 Oktober, Israel pernah melakukan operasi darat pada pasukan Hizbullah di Lebanon selatan dan terus melakukan pemboman udara dinegeri tetangga itu, dimana lebih dari 2.000 orang pernah meninggal, tercantum para pemimpin gerakan Syiah, dengan lebih dari satu juta orang membentuk pengungsi.
walaupun mengalami kerugian, tercantum di staf komando, Hizbullah melancarkan pertempuran darat dan tidak memakhiri agresi roket ke wilayah Israel.
Tujuan utama dari kampanye militer di Israel diungkapkan agar menciptakan kondisi bagi kembalinya 60.000 penduduk diwilayah utara yang dipengungsian karena penembakan yang diluncurkan Hizbullah waktu setahun yang lalu agar beri dukungan gerakan Palestina Hamas.
(sya)