“Jika pelanggaran wilayah darat, udara, dan perairan DPRK sama militer ROK di temukan dan dikonfirmasi lagi, hal itu akan di anggap selaku provokasi militer yang serius pada kedaulatan DPRK dan deklarasi perang dan juga agresi sambutan langsung akan dilancarkan,” KCNA memperingatkan, seperti di kutip RT.
Kim Yo-jong, saudara perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan pejabat tinggi pemerintah, mengklaim pada kalau Pyongyang memiliki “bukti yang jelas” kalau Korea Selatan pernah melanggar wilayah udara Korea Utara.
Baca : Arab Saudi Ditunjuk Putin sebagai Lokasi Perundingan Damai dengan Ukraina
Korea Selatan menolak agar mengonfirmasi apakah pesawat nirawaknya pernah melintasi perbatasan. Juru bicara Kepala Staf Gabungan Kolonel Lee Sung-jun berkata pada juru warta ini kalau masalah itu adalah “sesuatu yang harus diklarifikasi sama Korea Utara.”
Pyongyang pernah terlibat di didalam retorika bentrokan di didalam di antara bulan terakhir, menuduh tetangga selatannya melakukan “provokasi.” ini, Korea Utara meletuskan di antara ruas jalan menuju Korea Selatan, dan bersumpah agar “memisahkan sepenuhnya” kedua negeri dan mengubah wilayah perbatasan membentuk “benteng abadi.”
Pada bulan Januari, Kim Jong-un mengajukan agar meninggalkan komitmen lama agar reunifikasi, dan melabeli Korea Selatan selaku “musuh utama.”
Ketegangan itu sangat kontras dengan serangkaian isyarat persahabatan pada akhir tahun 2010-an pada saat Presiden AS pada saat itu Donald Trump berupaya mengendurkan kondisi di semenanjung Korea.
Tetapi, perjamuan antara Trump dan Kim di Hanoi pada tahun 2019 berakhir dengan kegagalan, dengan kedua belah pihak saling menuduh buatin tuntutan yang tidak realistis. Pyongyang waktu itu menammalah uji coba rudal, selagi AS pernah meluncur kan lebih banyak latihan militer gabungan dengan Korea Selatan.